Sunday, 21 June 2015

Beberapa hari yang lalu saya berkunjung ke rumah kakak. Saat itu hari lumayan terik. Tiba-tiba saya mendengar bunyi “kletak” di atas atap rumahnya. Dan ini terjadi berkali-kali setelah itu. Penasaran benda apa yang jatuh sehingga menimbulkan bunyi yang seperti itu, saya membuka pintu belakang. Oh... saya tahu sekarang, ternyata bunyi itu berasal dari biji karet yang jatuh melenting ke atas atap yang terbuat dari bahan seng.

Melihat beberapa biji berhamburan di sekitar halaman belakang rumah, saya langsung memungutnya beberapa butir. Kakak saya sempat heran, lalu bertanya:
“Untuk apa biji-biji karet itu kau simpan di sakumu?”
“Ada laaah.... “ jawabku singkat sembari tersenyum. Sembari melintas ide untuk membuat mainan tradisional yang biasa kami buat saat masih anak-anak dulu.


Memang di belakang rumah kakak saya itu banyak terdapat pohon karet yang disadap getahnya. Biji-biji itu akan melenting keluar dari buah kendaga yang kering. Secara ilmu hayat (biologi), peristiwa ini disebut gerak higroskopis. Bagi pohon karet, gerak higroskopis ini berguna untuk pemencaran biji, sehingga anak-anak pohon karet yang nantinya tumbuh berkecambah dari biji itu dapat agak berjauhan dengan induknya.

Pohon karet yang mempunyai nilai ekonomis ini banyak di tanam di daerah tempat kakak saya tinggal. Perkebunan karet membentang di sepanjang tepi jalan raya. Sebagian besar penduduknya memiliki kebun karet yang mereka sadap getahnya untuk dijual ke pengepul karet untuk kemudian diolah atau diekspor, saya kurang tahu. Menurut infromasi yang saya peroleh dari cerita-cerita sambil lalu, harga karet sangat fluktuatif. Kadang-kadang harganya bisa melonjak tinggi, tetapi kadang-kadang anjlok hingga untuk biaya pemeliharaan kebun saja tidak cukup sehingga mengakibatkan kerugian bagi para petani karet.

Cara Membuat Cangkirik dari Biji Karet
Cangkirik adalah mainan tradisional anak dari biji karet. Dalam Bahasa Indonesia, cangkirik berarti kincir. Ya.. saya akan membuat sebuah kincir angin dari biji karet. Mau tau caranya, yuk ikuti petunjuk berikut.

    Siapkan bahan berupa: (1) biji karet 1 butir; (2) paku payung panjang sekitar 4 cm; (3) kertas sampul; (4) benang jahit; (5) tusuk gigi; (6) selotip.
    Siapkan alat seperti : (1) pisau dengan ujung runcing; (2) kawat halus; (3) gunting.
    Lubangi biji karet di kedua ujungnya dengan bentuk lingkaran. Caranya gunakan pisau berujung runcing dengan cara diputar. Buat lubang yang besarnya kira-kira cukup longgar untuk memasukkan batang paku payung menembus kedua lubang tersebut.
    Lubangi lagi bagian punggung biji karet. Lubang yang ini tidak perlu sebesar kedua lubang sebelumnya. Dengan demikian, seluruhnya terdapat 3 buah lubang pada biji.
    Gunakan paku payung untuk menghancurkan bagian dalam biji (keping biji yang merupakan makanan cadangan bila biji berkecambah), sehingga berukuran seperti pasir dan keluarkan melalui ketiga lubang. (ada keasyikan sendiri saat membersihkan bagian dalam biji karet ini. Jaman dulu kami meletakkan biji didekat sarang semut, sehingga bisa menonton bagaimana pasukan semut bekerja mengangkut bagian dalam biji karet yang sudah dihancurkan itu. Tetapi proses ini tentu berjalan sangat lama.)
    Setelah biji karet bersih (tinggal cangkangnya saja), siapkan benang jahit sepanjang 60 cm dan dilipat menjadi 3 lapis, sehingga kita mempunyai sehelai benang yang lebih tebal dengan panjang sekitar 20 cm.
    Gunting kertas sampul (kertas bufallo, atau dapat menggunakan bahan lain seperti lembaran plastik tipis dan kaku, atau bahkan bilah bambu tipis) dengan ukuran 2 cm x 8 cm. Buat 2 buah.
    Rekatkan kedua guntingan kertas membentuk +, yang akan digunakan sebagai baling-baling.
    Tusukkan paku payung ke baling-baling kertas, rekatkan dengan selotip pada bagian kepala paku payung. Di sini paku payung akan berfungsi sebagai poros baling-baling.
    Ikatkan salah satu ujung benang pada bagian tengah-agak ke atas dari batang paku payung, sedemikian rupa sehingga ikatan benang persis tingginya dengan lubang pada bagian punggung biji karet bila nanti dipasang ke biji.
    Pada ujung benang yang lain, ikatkan pada ujung kawat halus untuk membantu memasukkan benang ke lubang atas dan keluar lewat lubang punggung.
    Jika benang sudah bisa lepaskan ikatan benang dari kawat halus setelah benang dapat masuk dari ujung atas dan keluar dari lubang punggung. Ikat ujung benang dengan tusuk gigi yang telah dipotong dengan panjang lebih kurang 3 cm. Tusuk gigi ini nantinya akan berfungsi sebagai tempat memegang dan menarik benang.
    Masukkan paku payung (poros baling-baling) dari lubang atas dan keluar dari lubang bawah biji karet.
    Taraaaaa...... jadilah sudah cangkirik dari biji karet anda.
    Cara memainkannya: putar baling-baling dengan tangan sehingga benang akan tergulung pada poros (paku payung). Setelah cukup banyak gulungan, tarik tusuk gigi hingga baling-baling berputar. Jangan sampai menarik habis gulungan, segera kendurkan benang agar terjadi gerak bolak-balik pada baling-baling. Lakukan dengan santai sehingga gerakan bolak-balik dari baling-baling cangkirik stabil.

Nah, mudah bukan cara membuat dan memainkan cangkirik dari biji para (biji karet) ini?

Manfaat:
Ajak anak-anak anda membuat mainan ini karena dapat mengasah daya kreativitasnya. Saat memainkannya, anak-anak balita akan belajar mengontrol jari-jari tangannya untuk melakukan gerak motorik halus dan kasar secara berirama. Selain itu, tentu kita juga telah mengenalkan mainan tradisonal yang sudah hampir punah (atau mungkin punah)?
Peringatan:
Orang tua atau orang dewasa dapat membantu mengerjakan langkah-langkah pembuatan yang mungkin berbahaya bagi anak, misalnya saat melubangi biji karet dengan menggunakan pisau.

 Alternatif :
Bila di daerah anda tak gampang temukan biji karet, sesungguhnya anda terus bisa bikin mainan ini dengan barang sisa dari plastik, umpamanya memakai botol plastik kecil sisa paket balsem gosok, botol sisa refill spidol boardmarker, atau beberapa barang yang lain. Anda tinggal melubangi botol plastik ini dengan memakai paku yang dipanaskan dengan api atau mungkin dengan solder). Tentu paku payung yang dipakai sesuai panjangnya dengan ukuran botol yang dipakai.
biji karet

Cerita Semasa Anak-Anak Perihal Biji Karet
Biji karet memanglah unik. Saksikan saja bagaimanakah pola corak, bentuk, serta warnanya yang coklat mengilap. Pola, bentuk, serta warna itu khas untuk tiap-tiap pohon. Kita dapat mengetahui biji-biji karet yang datang dari satu pohon serta membedakannya dengan biji-biji karet dari pohon yang lain.

Semasa saya kecil, berbarengan kawan-kawan sepermainan ramai-ramai menghimpun biji karet untuk bahan permainan “bapidak”. Bapidak yaitu permainan anak-anak (sesungguhnya biasanya dimainkan oleh anak laki-laki) dimana biji karet diadu kuat. Langkahnya dua biji karet ditumpuk ke atas serta ditahan dengan jari-jari tangan kiri, disamping itu sisi bawah telapak tangan tangan yang berdekatan dengan jari kelingking dipukulkan dengan keras ke tumpukan ke-2 biji karet. Nah, yang memiliki biji karet yang pecah bijinya bermakna kalah.

Permainan ini lumayan mengasyikkan saat itu untuk kami anak-anak desa. Saat ini saya tidak pernah lihat ada anak-anak yang memainkannya. Mungkin saja perkembangan masa serta bermacam type permainan moderen sudah menggusurnya. Keasyikan dari permainan ini sesungguhnya terdapat pada kenikmatan saat kita temukan biji karet yang betul-betul kuat. Umumnya datang dari pohon spesifik dengan kulit biji yang tidak tipis serta bentuk yang agak pipih lantaran datang dari buah karet yang diisi 4 biji (biasanya buah karet diisi 3 biji saja). Sekantong kresek biji karet dapat dipecahkan (ditaklukkan) oleh biji karet jagoan ini. Untuk memperoleh biji karet seperti ini kami hingga mesti pergi agak jauh dari rumah. Saya ingat benar, saat dahulu ada nama spesial yang didapatkan pada suatu pohon karet yang letaknya seputar 2 km dari rumah saya : “biji beberapa kandang bajarat” (bhs Banjar) atau dalam Bhs Indonesia (biji karet dari pagar berikat) yang kuat serta keras sekali kulit bijinya. Saat ini saya dapat senyum-senyum sendiri bila memikirkan bagaimanakah geramnya ibu saya saat tahu saya berbarengan kawan-kawan berpetualang mencari biji karet sampai jauh sekali dari rumah ke kebun-kebun karet yang sunyi serta terpencil.

0 comments:

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!