Friday, 10 July 2015

 Ejekan seperti ini yang seringkali dialami oleh Sudarmaji, pengrajin pesawat aeromodelling yang ditemui JITU di rumahnya, Mojosongo, Solo. Mainan, miniatur, action figure, figma, atau produk replika seringkali dianggap identik dengan anak kecil. Seolah-olah usia dewasa tidak pantas lagi berkutat dengan benda-benda semacam itu. Karena sering diejek, Sudarmaji menjadi semakin kreatif dan memikirkan sendiri bagaimana membuat pesawat aeromodelling yang stabil.

Sore itu, Sudarmaji baru saja menyelesaikan 11 buah pesawat aeromodelling. Siapa yang menyangka di balik kios kelontong sederhana di rumahnya, tersimpan hobi kreatif yang potensial untuk bisnis. JITU melihat pesawat kecil itu sekilas seperti pesawat gabus atau styrofoam biasa tapi sebenarnya terbuat dari gabus yang lebih tebal. Bahan styrofoam didapat dari gabus bekas / limbah. Gabus bekas ini beda lho dengan limbah gabus. Bisa dibilang ini adalah pesawat aeromodelling daur ulang dengan menggunakan gabus yang sudah tidak terpakai seperti bekas tempat buah atau bekas pengemas produk dalam kotak.

“Saya menggunakan bahan ini, karena ingin memakai sesuatu yang tidak berharga menjadi produk yang punya nilai seni dan nilai jual,” tutur laki-laki yang biasa dipanggil Pakdhe Dar ini.

Ternyata, sedari kecil Sudarmaji memang menyukai pesawat, dan sering membayangkan mengapa pesawat bisa terbang, bagaimana mesin bekerja agar pesawat bisa terbang. Maka dari itu Pakdhe Dar pun mempelajari rumus untuk membuat pesawat aeromodellingnya bisa terbang.

“Saya belajar bikin pesawat aeromodelling secara otodidak. Saya punya teman yang bekerja di bandara, jadi bisa konsultasi. Pesawat bikinan saya ini kalau dilempar bisa melayang stabil. Saya butuh proses pembelajaran sangat lama agar bisa membuat pesawat melayang stabil,” tuturnya.

Usut punya usut, Sudarmaji membutuhkan waktu selama 2,5 tahun untuk membuat pesawatnya agar stabil. Karena ada proses khusus terutama yang berhubungan dengan sifat styrofoam yang bertolak belakang dengan penggunaan bahan lain karena styrofoam tidak tahan panas.

Buat Hiasan Bisa, Terbang juga Bisa

Ada dua jenis pesawat aeromodelling yang dibuat Sudarmaji, pertama jenis miniatur yang biasa dipajang sebagai hiasan, kedua, jenis mainan yang bisa diterbangkan. Jenis kedua lebih banyak dipesan daripada yang pertama.

Sejak 10 tahun yang lalu Sudarmaji masih terus konsisten memproduksi pesawat aeromodelling sampai sekarang. Awalnya yang dibuat memang, pesawat aeromodelling yang ditujukan untuk mainan anak-anak. Kemudian Sudarmaji mengembangkan jenis miniatur yang kebanyakan tidak bisa diterbangkan, hanya sebagai pajangan. Jenis miniatur ini lebih bagus karena dicat dengan airbrush dan dikerjakan lebih teliti dan detail. Namun sayangnya, jenis miniatur ini malah jarang laku jadi ia balik lagi memproduksi pesawat aeromodelling jenis mainan.

Sekali membuat pesawat aeromodelling, Sudarmaji bisa menghasilkan 5 buah sekaligus yang bisa selesai dalam waktu 1 minggu. Tapi tergantung panas matahari juga. Sedangkan yang model mainan, bisa bikin 10 buah dalam sehari. Segala jenis pesawat bisa dibuat miniaturnya oleh Sudarmaji, seperti Boeing, Cessna, Hercules, dan berbagai jenis pesawat tempur.

Pemasaran Belum Maksimal

Harga miniatur panjangan untuk ukuran 30 cm, dipatok dengan harga Rp 75 ribu, sedangkan ukuran satu meter seharga Rp 1 jutaan. Beda lagi dengan jenis mainan aeromodelling, yang berkisar dari Rp 5.000 – Rp 20 ribuan. Harganya masih bisa dinegosiasikan tergantung ukuran besar kecilnya, detail, dan bentuknya.

 “Dulu pernah ada maskapai swasta yang pesan miniatur. Para pemesan kebanyakan mengetahui lewat internet kemudian menelepon. Kalau pesawat ukuran kecil, dikirim dalam bentuk completely built-up, sudah bentuk jadi. Tapi bila ukurannya lebih dari 40 cm harus dikirim dalam bentuk rakitan. Karena mempertimbangkan kepraktisan pengiriman. Tentu saja disertai tutorial,” ujarnya.

Sayangnya, Sudarmaji yang sering menerima pesanan ini terkendala dari segi produksi dalam skala besar. Target omset rutin per periode pun tidak bisa ditetapkan olehnya karena masih diproduksi sendiri dan tidak memiliki distributor atau marketing. Terlebih, Sudarmaji harus membantu anaknya berjualan di toko kelontong.

“Saya sudah berencana untuk membuka kerja sama dengan pihak lain untuk penjualan, distribusi workshop, dan lain-lain. Saya pingin bisa jualan di bandara, museum, dan Solo sekitarnya, tapi ya itu, karena harus membantu anak jadi kurang leluasa turun berjualan sendiri,” kata dia.

Kendala yang dialami Sudarmaji selama ini boleh dibilang tidak ada, kecuali pemilihan styrofoam. Ringan padatnya gabus mempengaruhi kestabilan terbang untuk jenis mainan. Sedangkan untuk yang miniatur menurutnya bisa dibuat dari segala jenis gabus.

Modal untuk membuat pesawat aeromodelling tidak bisa dikalkulasi dengan rinci oleh Sudarmaji karena menggunakan bahan gabus yang tidak terpakai. Tapi dari berjualan pesawat aeromodelling ini, Sudarmaji bisa mengambil keuntungan hingga 40 persen.

Banyak yang Ingin Belajar

Begitu kegiatan kreatifnya muncul di berbagai televisi swasta sejak 5 tahun lalu, sudah tidak ada lagi yang mengejek karyanya sebagai mainan anak kecil.

“Bahkan ada SMP dari Bekasi yang jauh-jauh datang ke rumah hanya untuk belajar bikin pesawat. Mungkin karena di Solo yang membuat pesawat seperti ini belum ada,” ungkap Sudarmaji yang sering bertemu pejabat dan tokoh penting yang menghargai kreativitasnya.

Namun disayangkan, Sudarmaji melihat masyarakat Solo justru kurang meminati pesawat aeromodelling ini, beda dengan Jogja. “Kalau jual pesawat model ini malah lebih diminati orang-orang di luar Solo. Dari hobi memang diniatkan untuk bisnis tapi memang kendala lebih ke distribusi dan pemasaran. Sampai-sampai saya sering buka lapak di depan kios,” kata Sudarmaji yang mengaku pemesanannya meningkat sejak muncul di media massa baik televisi, online maupun cetak.

Bagi kamu yang ingin memesan pesawat aeromodelling, atau mungkin belajar pembuatannya, bisa kok datang dan minta diajari oleh Sudarmaji. Laki-laki paruh baya ini  selalu terbuka terhadap siapapun yang ingin mengetahui rahasia pesawat aeromodelling.(arum)

Pesawat Miniatur dan Aeromodelling

 Mau Cobalah Buat Pesawat Sendiri? Ini Langkahnya!

Langkah Bikin Miniatur Pesawat :

1. Potong-potong styrofoam sesuai sama jenis yang di idamkan.

2. Rekatkan styrofoam dengan lem spesial styrofoam.

3. Dibuat sesuai sama yang di idamkan.

4. Amplas sampai halus.

5. Rangkai seluruhnya (body, sayap, ekor, dan lain-lain).

6. Dempul dengan dempul tembok.

7. Jemur hingga kering.

8. Celupkan didalam air lantas amplas lagi.

9. Sesudah kering lantas cat dengan air brush.



Langkah Bikin Miniatur Pesawat Untuk Aeromodelling :

1. Potong-potong styrofoam sesuai sama jenis yang di idamkan.

2. Rekatkan styrofoam dengan lem spesial styrofoam.

3. Dibuat sesuai sama yang di idamkan.

4. Amplas sampai halus.

5. Tancapkan paku dengan cara vertikal ke bawah body.

6. Tes dengan menerbangkan, apabila belum stabil imbuhkan paku.

7. Beri stiker.



Rahasia Pesawat Aeromodelling Dapat Terbang Stabil

Mengapa dipaku? Ini yaitu rahasia supaya pesawat aeromodelling dapat diterbangkan dengan cara stabil. Jadi, paku berperan juga sebagai stabilisator. Letak paku sesuai dengan bobot pesawat. Bila lebih berat depan, dipaku di body belakang serta demikian sebaliknya.

Langkah mengetes stabil tidaknya pesawat, yaitu lewat cara memegang sayap pesawat dengan tangan kanan serta kiri, yakinkan badan paling utama imbang serta moncong pesawat tak mendongak atau alami penurunan. Terkecuali di-paku, rahasia pesawat dapat terbang ada dibagian ekor. Penempelan ekor belakang posisinya agak miring ke depan.

Secara singkat nih, agar pesawat aeromodelling dapat terbang, bergantung dari lebar sayap, keseimbangan, serta berat-tidaknya material styrofoam.

0 comments:

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!